Ditulis oleh Tim No One Receiving
Benarkah Hukum Islam Kejam? Mengapa Muslim Sekarang Tertinggal?
Pertanyaan ini sering muncul di media sosial hingga obrolan warung kopi. Sebagian orang menganggap hukum Islam terlalu keras, sementara lainnya mempertanyakan mengapa umat Muslim terkesan “tertinggal” di era modern. Melalui kisah inspiratif Felix Siauw, mantan ateis yang menemukan Islam, kita akan mengupas tuntas isu ini dengan santai tapi berbobot.
Mencari Tuhan Hingga Menemukan Islam: Kisah Felix Siauw
Felix Siauw, penulis dan dai kondang, punya kisah unik. Dari ateis yang meragukan Tuhan, ia justru menemukan Islam melalui logika dan rasa penasaran.
Masa Kecil Penuh Tanya: Dari Ateis Hingga Agnostik
Felix kecil kerap mempertanyakan hal-hal filosofis:
- “Dari mana manusia berasal?”
- “Apa tujuan hidup?”
- “Apa yang terjadi setelah mati?”
Dibesarkan di keluarga Tionghoa dengan kepercayaan karma dan reinkarnasi, Felix justru tak puas. Ia malah jadi ateis setelah mempelajari sains dan bermain game RPG seperti Final Fantasy yang memicu pemikiran kritis.
Quote Felix:
“Aku pikir Tuhan cuma mitos buat ngontrol orang. Tapi alam semesta terlalu rumit untuk tercipta kebetulan. Akhirnya, aku jadi agnostik: percaya Tuhan ada, tapi agama itu bullshit.”
Titik Balik Menemukan Islam: Logika dan Ketenangan Hati
Saat kuliah di IPB, Felix bertemu Muslim yang mengajaknya diskusi. Ia terkesan dengan logika Al-Qur’an yang sejalan dengan sains, seperti teori fine-tuning Roger Penrose (probabilitas alam semesta tercipta = 1/10¹⁰¹²³).
Proses Hijrah Felix:
- Mempelajari Islam secara mandiri.
- Putuskan pacaran karena tak sesuai syariat.
- Menikah dengan Ummu Alila setelah 4 tahun memperdalam agama.
Fakta Menarik:
Felix sempat galau karena harus putus dengan pacar. Tapi ia memilih taat aturan Islam: “Kalau mau serius, ya nikah. Pacaran cuma bikin dosa.”
Hidayah dalam Islam: Antara Pilihan dan Takdir
Isu hidayah (petunjuk) sering jadi perdebatan. Felix menekankan: Hidayah adalah hak prerogatif Allah, bukan paksaan manusia.
Etika Berdakwah: Menghindari Pemaksaan dan Menjaga Perasaan
Felix kerap dikritik karena “terlalu toleran”. Padahal, ia punya prinsip:
- Jangan memaksa: “Ngajak orang ke Islam itu kayak nawarin es jeruk. Kalau enak, pasti diminum. Tapi kalau dipaksa, malah muntah.”
- Prioritaskan keluarga: “Bilang ‘kafir’ ke orang tua itu nggak etis. Mending doakan diam-diam.”
Contoh Kasus:
Ketika netizen mendoakan Christina Lie (host) dapat hidayah, Felix menegur: “Jangan asal ngemis-ngemis hidayah buat orang. Itu tugas Allah, bukan kita.”
Kisah Mengharukan: Anjing yang Menyelamatkan dari Neraka
Felix mengutip hadis tentang pelacur yang diampuni dosanya karena memberi minum anjing kehausan. Pesannya:
“Nolongin anjing aja bisa masuk surga, apalagi nolong manusia. Nggak perlu pilih agama dulu!”
Kontroversi Hukum Islam: Kejam atau Berkeadilan?
Hukum potong tangan dan rajam sering dianggap kejam. Tapi, ada konteks yang sering dilupakan.
Hukuman Potong Tangan dan Rajam: Konteks Historis dan Filosofi
- Syarat Ketat: Hukum potong tangan hanya berlaku untuk pencuri yang mencuri berulang, dalam jumlah besar, dan terbukti tanpa syubhat (kesamaran).
- Fungsi Preventif: Di Arab abad 7 M, hukum ini efektif tekan kriminalitas. Felix bilang: “Kalau sekarang ada hukuman mati untuk koruptor, pasti orang mikir 1.000 kali sebelum korupsi.”
Tabel: Perbandingan Hukum Islam vs Persepsi Modern
Hukum Islam | Persepsi Umum | Fakta |
---|---|---|
Potong tangan pencuri | Kejam dan primitif | Hanya untuk kasus berat, syarat ketat |
Rajam untuk pezina | Melanggar HAM | Butuh 4 saksi mata langsung (nyaris mustahil) |
Larangan pacaran | Ketinggalan zaman | Untuk hindari dosa dan jaga kehormatan |
Membedakan Hukum dan Karakter: Kritik Internal Umat Islam
Felix mengkritik umat Islam yang fokus pada hukum tapi lupa pada akhlak:
- “Ngurusin potong tangan, tapi korupsi merajalela.”
- “Ributin jilbab, tapi suka ghibbin.”
Quote Felix:
“Islam itu kayak pedang. Kalau di tangan penjahat, buat neror. Tapi di tangan ksatria, buat bela kebenaran.”
Mengapa Umat Islam Terlihat Tertinggal?
Di masa kejayaan Islam (abad 8-13 M), Muslim jadi pionir sains. Tapi kini, banyak negara Muslim tertinggal.
H3: Sejarah Kejayaan Islam: Ketika Sains dan Agama Berdampingan
Tabel: Kontribusi Ilmuwan Muslim
Ilmuwan | Penemuan | Dampak Modern |
---|---|---|
Ibnu Sina | Dasar-dasar kedokteran | Buku Al-Qanun jadi referensi universitas Eropa |
Al-Khwarizmi | Konsep algoritma & aljabar | Dasar programming & matematika |
Al-Biruni | Teori rotasi bumi | Membantah mitos bumi datar |
Faktor Penyebab Kemunduran: Perpecahan dan Hilangnya Roh Islam
Felix menyebut 3 masalah utama:
- Perpecahan: “Umat Islam ribut soal furu’ (cabang), lupa ushul (pokok).”
- Sekulerisme: Memisahkan agama dari kehidupan.
- Malas belajar: “Dulu, ulama menguasai 10 bidang ilmu. Sekarang, ada yang cuma hafal hukum tapi nggak paham sains.”
Menjawab Tuduhan: Islam Rahmatan Lil ‘Alamin vs Realita Kekerasan
Banyak yang mempertanyakan: “Katanya Islam rahmat untuk semesta, kok negara Muslim penuh konflik?”
H3: Nabi Muhammad dan Harmoni Sosial: Teladan untuk Modernitas
Rasulullah SAW mencontohkan:
- Perjanjian Madinah: Mengakui hak hidup Yahudi & Nasrani.
- Menikahi Sofia (mantan tawanan Yahudi) untuk ciptakan rekonsiliasi.
Kisah Inspiratif:
Suatu hari, Abu Dzar (sahabat Nabi) menghina Bilal (mantan budak hitam). Rasulullah marah: “Kamu masih bawa mental jahiliyah! Manusia dinilai dari takwa, bukan kulit!”
Nilai Universal Islam: Dari Sedekah Hingga Menjaga Lingkungan
- Sedekah: Dalam Islam, menyelamatkan nyawa 1 orang = menyelamatkan seluruh manusia (QS. Al-Maidah:32).
- Lingkungan: Khalifah Umar bin Abdul Aziz menanam pohon untuk hewan di gurun.
Quote Felix:
“Islam itu kayak kopi hitam. Aslinya pahit, tapi kalau dicerna pelan-pelan, ada manisnya.”
Masa Depan Islam: Kritik dan Harapan
Felix optimis masa depan Islam bisa cerah jika umatnya mau:
- Stop mengkafirkan sesama Muslim.
- Belajar ilmu dunia & akhirat seimbang.
- Fokus pada solusi, bukan cuma kritik.
Peran Generasi Muda: Mengembalikan Esensi Islam
- Dakwah kreatif: Manfaatkan media sosial, podcast, dan seni.
- Kolaborasi: “Jangan mau menang sendiri. Non-Muslim aja bisa kolaborasi, masa kita nggak?”
Belajar dari Kesalahan: Kisah Felix dan Proses Pembelajaran
Felix mengaku pernah salah paham soal hukum Islam. Tapi ia tak malu belajar lagi:
“Dulu aku nggak ngerti kenapa babi haram. Setelah riset, ternyata ada cacing pita. Tapi sekarang, alasannya karena Allah yang nyuruh. Titik.”
Penutup: Islam Bukan Cuma Hukum, Tapi Juga Cinta
Jawaban dari pertanyaan di awal: Hukum Islam tidak kejam, tapi sering disalahpahami. Umat Islam “tertinggal” bukan karena agamanya, tapi karena lupa esensi: akhlak, ilmu, dan persatuan. Seperti kata Felix:
“Islam itu kayak laut. Kalau lo lihat sampahnya, lo bilang kotor. Tapi kalau lo nyelam, lo akan temukan mutiara.”
Artikel ini ditulis dengan gaya santai untuk memudahkan pemahaman. Tetap sopan, ya!
Ditulis oleh: Tim No One Receiving
Sumber Inspirasi: Wawancara Felix Siauw & Christina Lie di YouTube.
Leave a Reply